Awal mulanya, kawasan Harajuku tak seramai saat ini. Setelah dibukanya beberapa tempat perbelanjaan di sana pada tahun 1970-an, Harajuku mulai menjadi tempat berkumpulnya anak-anak muda Jepang.
Tak hanya nongkrong, anak-anak muda yang berkumpul di sana pun mulai berinovasi. Salah satunya adalah kelompok gadis yang dijuluki "Anon-zoku." Disebut begitu karena gadis-gadis ini berpenampilan ala model-model majalah Anan dan No-no.
Kehadiran gadis Anon-zoku ini membuat kawasan Harajuku menjadi semakin ramai dikunjungi orang yang ingin melihat gaya busana mereka. Hingga pada tahun 1980-an, Harajuku menjadi tempat berkembangnya subkultur Tekeneko-zoku, yaitu kelompok pemuda yang berpakaian aneh yang menari di jalanan.
Daya tarik Harajuku bertambah seiring banyaknya pusat perbelanjaan dan butik fashion yang dibuka di sana pada tahun 1990-an. Harajuku menjadi surga bagi para pecinta fashion unik dan nyentrik.
Dalam perkembangannya, Harajuku tak lagi dilihat sebagai tempat fashion dan berkumpulnya anak-anak muda yang berpakaian unik, melainkan sebuah gaya busana. Berkat anak-anak muda jepang yang inovatif, gaya berbusana Harajuku pun berkembang menjadi banyak variasi.
Mulai dari Gothic Lolita, Visual Kei, Decora, Ganguro, atau Cosplay. Masing-masing kelompok ini memiliki gaya busana dan kultur yang berbeda. Sebut saja kelompok Ganguro yang doyan menghitamkan kulit dan menari Para-para, atau kelompok Visual Kei dengan gaya busana ala band-band rock Jepang mereka.
Tak hanya menjajah Jepang, tren Harajuku rupanya juga go-internasional. Gaya busana Harajuku yang diadaptasi dalam manga, anime, dan penampilan band-band Jepang kemudian merebut hati warga dunia.
Negara kita ini contohnya. Banyak kelompok anak muda yang mulai mengikuti dandanan ala Visual Kei, Gothic Lolita, atau ber-cosplay ria. Negara-negara maju seperti Amerika pun banyak yang mengadaptasi gaya busana ini.
Di beberapa negara seperi Kolombia dan Paris, budaya berkumpul dan memamerkan busana ala kelompok anak muda Harajuku pun menjadi populer. Anak-anak muda yang terinspirasi oleh manga dan subkultur Jepang lainnya berkumpul di salah satu tempat, seperti Bogota dan Paris. Bahkan kabarnya, penyanyi sekaligus pemilik fashion line "L.A.M.B", Gwen Stefani, menyebut gaya busana Harajuku sebagai inspirasi!
Wow, panjang juga ya perjalanan gaya busana Harajuku. Dimulai dari stasiun di daerah Shibuya hingga jadi salah satu mainstream fashion anak muda yang populer di seluruh dunia.
Sumber: Merdeka.com
0 komentar:
Post a Comment